Sinopsis:
Jangan heran jika mendapatiku sedang berbicara sendirian atau tertawa tanpa seorang pun terlihat sedang bersamaku. Saat itu. mungkin saja aku sedang bersama salah satu dari lima sahabatku.
Kalian mungkin tak melihatnya.... Wajar. Mereka memang tak kasat mata dan sering disebut... hantu. Ya, mereka adalah hantu, jiwa-jiwa penasaran atas kehidupan yang dianggap mereka tidak adil.
Kelebihanku dapat melihat mereka adalah anugerah sekaligus kutukanku. Kelebihan ini membawaku ke dalam persahabatan unik dengan lima anak hantu Belanda. Hari-hariku dilewati dengan canda tawa Peter, pertengkaran Hans dan Hendrick—dua sahabat yang sering berkelahi—alunan lirih biola William, dan tak lupa: rengekan si Bungsu Johnsen.
Jauh dari kehidupan "normal" adalah harga yang harus dibayar atas kebahagiaanku bersama mereka. Dan semua itu harus berubah ketika persahabatan kami meminta lebih. yaitu kebersamaan selamanya. Aku tak bisa memberi itu. Aku mulai menyadari bahwa hidupku bukan hanya milikku seorang....
Meski membuat bulu kuduk berdiri, novel ini bukan buku misteri. Novel ini sesungguhnya bercerita soal persahabatan antar dimensi dengan cara yang menyentuh. Bisa dibilang, Risa telah 'memanusiakan' makhluk-makhluk halus itu lewat novel ini.
— Soleh SoLihun, Jurnalis Rolling Stone Indonesia
Buku ini menceritakan tentang perjalanan Risa bersama teman-teman hantunya yang satu persatu saling menemukannya dari berbagai macam tempat. Namun, layaknya suatu mahluk, selalu ada yang datang ada pula yang pergi, dengan jarak waktu yang bervariasi. Tidak semua teman hantunya menetap untuk jangka waktu yang lama, beberapa hanya hadir, bercerita, lalu pergi. Menambah kesan, pengalaman, dan informasi baru untuk Risa melihat dunia dari berbagai sudut pandang dengan dimensi waktu yang berbeda-beda. Sebagai orang yang peka akan hal-hal yang tidak semua orang bisa lihat dan rasakan, Risa banyak bercerita mengenai suka dukanya menjadi orang yang memiliki “bakat” melihat dan berkomunikasi dengan mahluk dimensi lain.
Cerita dimulai saat Risa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Masa-masa merasa kesepian tinggal di sebuah kota yang jauh dari keluarganya, kota Bandung yang penuh sejarah. Rasa sedih karena dikucilkan, merasa terabaikan oleh orang-orang disekitar, serta rindu yang dirasakannya akan keluarga membuatnya menjadi penyendiri. Suatu hari saat ia sedang menyendiri dan menangis, Risa bertemu dengan Peter. Berlanjut dengan ke empat mahluk lainnya, yang kemudian menjadi teman-teman terdekatnya. Kerinduannya dengan keluarga sedikit berkurang, Ia perlahan membaur dengan tingkah-laku mereka yang berbeda-beda, Peter yang pertama yang terbilang egois, disusul Hendrick dan Hans yang jahil, William si pendiam dan paling dewasa, Janshen yang sering dijahili karena termasuk yang paling kecil, dianggap bungsu oleh mereka.
Danur (Gerbang Dialog Danur)
Penulis: Risa Saraswati
Penerbit: Bukune
ISBN13: 9786022200192
Format file: .pdf
EmoticonEmoticon