Sinopsis:
Namaku Risa, dan aku bisa melihat “mereka” yang biasa kalian sebut hantu. Hendrick adalah satu di antara lima sahabat hantu Belanda yang beberapa belas tahun belakangan ini sibuk menggerecoki hidupku. Ini adalah kisahnya. Namun, bukan cerita tentang caranya menakuti manusia, bukan pula curhatnya tentang kehidupan setelah mati. Ini tentang lorong waktu, ketika aku memaksanya untuk menunjukkan masa hidupnya dulu. Awalnya, dia enggan mempersilakanku masuk. Aku tak memaksa, jika dia tak mau, ya sudahlah. Memang, di antara yang lain, Hendrick adalah anak yang paling misterius. Selalu menghindar jika ditanya tentang masa lalunya.
Namun, tiba-tiba dia datang dan terus bercerita.
Cerita demi cerita tentang dirinya, sang mama, dan sang papa, terus bergulir. Semua membawaku ke satu titik, Sampai tak tahan lagi untuk terus menulis.
Ternyata, kisahnya jauh lebih buruk daripada yang kuduga…
Di antara “sahabat” Risa yang lain, bisa dibilang Hendrick-lah yang paling tertutup dan nyinyir, meski ia memiliki wajah yang tampan. Namun siapa sangka, di balik sikap tertutup dan nyinyirnya itu, Hendrick kecil justru seorang yang lucu, penuh canda, dan jahil.
Setelah kematian sang kakak, Angeline Konnings, kehadiran Hendrick merupakan berkah bagi pasangan Jeremy dan Nina Konnings. Mereka hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan di Bandoeng. Jeremy—ayah Hendrick—adalah seorang peneliti tanaman kina di Bandoeng. Dan, Nina—ibu Hendrick—adalah seorang ibu yang baik hati dan begitu menyayangi keluarga.
Bandoeng juga yang mempertemukan Hendrick dengan Hans. Mereka bahkan telah menjadi sahabat sejak mereka berkenalan. Keluarga yang harmonis, sahabat yang setia, dan hidup yang penuh kebahagiaan. Begitulah keadaan Hendrick pada saat itu.
Namun, semua berubah saat Jeremy harus meninggalkan dunia ini untuk selamanya karena serangan jantung. Nina yang dulu pernah mengalami depresi akut, kini harus mengalaminya lagi. Kematian Jeremy yang begitu cepat membuat mental Nina terganggu.
Hendrick pun menjadi sasaran kemarahannya. Nina menganggap, bahwa Hendricklah penyebab kematian Jeremy. Tidak ada satu orang pun yang mampu menyadarkan Nina dari depresinya itu. Namun sebagai anak lelaki yang pantang menyerah, Hendrick berusaha semampunya untuk membuat sang ibu tersadar, walau jalan Hendrick sendiri harus merasakan sakit yang tak berkesudahan.
“Hendrick, kau harus jadi laki-laki yang kuat. Jaga mamamu dengan baik seperti aku menjaganya dengan sepenuh hati. Ingatlah, laki-laki itu tidak cengeng. Jangan pernah menyerah, seberat apa pun masalah yang sedang kau hadapi.”
Berbekal pesan peninggalan Jeremy itulah Hendrick tetap bertahan dengan segala macam kondisi yang memprihatinkan. Namun, sejauh mana pesan tersebut mampu menguatkan Hendrick?
Di antara “sahabat” Risa yang lain, bisa dibilang Hendrick-lah yang paling tertutup dan nyinyir, meski ia memiliki wajah yang tampan. Namun siapa sangka, di balik sikap tertutup dan nyinyirnya itu, Hendrick kecil justru seorang yang lucu, penuh canda, dan jahil.
Setelah kematian sang kakak, Angeline Konnings, kehadiran Hendrick merupakan berkah bagi pasangan Jeremy dan Nina Konnings. Mereka hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan di Bandoeng. Jeremy—ayah Hendrick—adalah seorang peneliti tanaman kina di Bandoeng. Dan, Nina—ibu Hendrick—adalah seorang ibu yang baik hati dan begitu menyayangi keluarga.
Bandoeng juga yang mempertemukan Hendrick dengan Hans. Mereka bahkan telah menjadi sahabat sejak mereka berkenalan. Keluarga yang harmonis, sahabat yang setia, dan hidup yang penuh kebahagiaan. Begitulah keadaan Hendrick pada saat itu.
Namun, semua berubah saat Jeremy harus meninggalkan dunia ini untuk selamanya karena serangan jantung. Nina yang dulu pernah mengalami depresi akut, kini harus mengalaminya lagi. Kematian Jeremy yang begitu cepat membuat mental Nina terganggu.
Hendrick pun menjadi sasaran kemarahannya. Nina menganggap, bahwa Hendricklah penyebab kematian Jeremy. Tidak ada satu orang pun yang mampu menyadarkan Nina dari depresinya itu. Namun sebagai anak lelaki yang pantang menyerah, Hendrick berusaha semampunya untuk membuat sang ibu tersadar, walau jalan Hendrick sendiri harus merasakan sakit yang tak berkesudahan.
“Hendrick, kau harus jadi laki-laki yang kuat. Jaga mamamu dengan baik seperti aku menjaganya dengan sepenuh hati. Ingatlah, laki-laki itu tidak cengeng. Jangan pernah menyerah, seberat apa pun masalah yang sedang kau hadapi.”
Berbekal pesan peninggalan Jeremy itulah Hendrick tetap bertahan dengan segala macam kondisi yang memprihatinkan. Namun, sejauh mana pesan tersebut mampu menguatkan Hendrick?
Bagi yang bermasalah dalam mendownload ebook bisa lihat DISINI
Hendrick
Penulis: Risa Saraswati
Penerbit: Bukune
ISBN13: 9786022202021
Format: .pdf
Filesize: 8MB
EmoticonEmoticon